Kamis, 12 Mei 2022

COVID 19

 

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari Coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan ibu menyusui.

Infeksi virus Corona yang disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara memberlakukan kebijakan lockdown untuk mencegah virus Corona makin meluas. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam kelompok Coronavirus adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS).

Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)

Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 15 Maret 2022 adalah 5.914.532 orang, dengan jumlah kematian 152.745 jiwa.

Dari angka tersebut, diketahui tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 2,6%. Jumlah ini menurun dari 3,4% pada bulan Januari 2022 lalu.

Jika dilihat berdasarkan usia, kelompok usia >60 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Sedangkan, bila dilihat dari jenis kelamin, 52,3 % penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 47,7% sisanya adalah perempuan.

Meski jumlah kematian akibat COVID-19 tergolong tinggi, angka kesembuhan dari COVID-19 juga terus bertambah. Data terakhir menyebutkan, jumlah penyintas atau orang yang pernah terinfeksi virus Corona kemudian sembuh adalah 5.462.344 orang.

Gejala Virus Corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.

Penderita COVID-19 dengan gejala berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, atau nyeri dada. Keluhan tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

- Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)

- Batuk kering

- Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu:

- Diare

- Sakit kepala

- Konjungtivitis

- Hilangnya kemampuan mengecap rasa

- Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)

- Ruam di kulit

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut happy hypoxia.

Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.

Segera lakukan isolasi mandiri jika Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Bila Anda menduga telah terpapar virus Corona tetapi tidak mengalami gejala apa pun atau bergejala ringan, tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit. Anda cukup isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak munculnya gejala, ditambah dengan 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan.

Jika muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan yang perlu dilakukan dan obat yang perlu dikonsumsi.

Penyebab Virus Corona (COVID-19)

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh Coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan.

Pada sebagian besar kasus, Coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, MERS (Middle-East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

- Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin

- Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19

- Melakukan kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

- Virus Corona juga bisa menular melalui benda-benda yang sering disentuh, misalnya uang, gagang pintu, atau permukaan meja.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.

Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh sebab itu, para tenaga medis dan orang-orang yang sering kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO, terdapat beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Varian yang dimaksud dibagi menjadi dua jenis, yaitu variant of concern (VOC) dan variant of interest (VOI).

VOC adalah varian virus SARS-CoV-2 yang dapat meningkatkan risiko penularan COVID-19 dengan cepat, memperparah gejala, dan mengurangi efektivitas terapi. Berikut ini adalah jenis variant of concern tersebut:

- Varian Alfa (B.1.1.7) yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020.

- Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.3) yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020.

- Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2) yang pertama kali ditemukan di Brazil pada November 2020.

- Varian Delta (B.1.617.2/AY.1/AY.2/AY.3) yang pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020.

- Varian Omicron (B.1.1.529) yang pertama kali ditemukan di beberapa negara pada November 2021.

Sementara itu, VOI adalah varian yang saat ini sedang diteliti karena dicurigai berpotensi menjadi VOC. Jenis varian tersebut adalah:

- Varian Lamda (c.37) yang pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020.

- Varian Mu (B.1621) yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021.

Diagnosis Virus Corona (COVID-19)

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien tinggal di daerah atau baru saja bepergian ke wilayah yang memiliki banyak kasus COVID-19, serta apakah pasien kontak dengan penderita atau orang yang diduga terinfeksi virus Corona sebelum gejala muncul.

Selanjutnya, guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

- Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh dalam melawan virus Corona

- Rapid test antigen, untuk mendeteksi antigen, yaitu protein yang ada di bagian terluar virus

- Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction), untuk mendeteksi virus Corona di dalam lapisan hidung

- CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru

- Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-reactive protein

Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, tetapi bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona.

Pengobatan Virus Corona (COVID-19)

Pada pasien bergejala ringan atau tanpa gejala, dokter akan menyarankan untuk isolasi mandiri di rumah, sambil tetap melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah:

- pasien dengan gejala berat untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan

- Meresepkan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien

- Menganjurkan pasien untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup

- Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh

Sementara, pada pasien dengan gejala berat, dokter akan memberikan rujukan untuk menjalani karantina di rumah sakit rujukan. Metode perawatan yang dapat diberikan antara lain:

- Pemberian infus cairan agar tetap terhidrasi

- Pemasangan ventilator atau alat bantu napas

- Pemberian obat, seperti pengencer darah, antiperadangan, antiinterleukin-6 (IL-6), remdesivir, atau favipiravir

Komplikasi Virus Corona (COVID-19)

Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini:

- Pneumonia (infeksi paru-paru)

- Infeksi sekunder pada organ lain

- Gagal ginjal

- Acute cardiac injury

- Acute respiratory distress syndrome

- Kematian

Di samping itu, ada pula istilah long haul COVID-19. Istilah ini merujuk kepada seseorang yang sudah dinyatakan sembuh melalui hasil negatif pemeriksaan PCR, tetapi tetap mengalami keluhan, seperti lemas, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, atau demam yang hilang timbul.

Pencegahan Virus Corona (COVID-19)

Saat ini, Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19 secara bertahap. Hingga Maret 2022, data menunjukkan 92,89% penduduk telah menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 72,88% telah menerima vaksin dosis kedua. Tambahannya, sebanyak 6,67% penduduk sudah menerima vaksin booster.

Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap virus Corona. Selain itu, vaksinasi juga bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Dengan begitu, masyarakat yang tidak dapat menjalani vaksin karena memiliki kondisi tertentu, seperti reaksi alergi berat terhadap vaksin, dapat terlindungi.

Untuk mencapai tujuan di atas, vaksin COVID-19 kini sudah dapat diberikan pada anak usia 6–18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sementara untuk orang yang memiliki riwayat penyakit atau menderita kondisi tertentu, vaksinasi bisa dilakukan, tetapi harus ada izin dari dokter.

Vaksinasi merupakan cara terbaik untuk mencegah COVID-19. Namun, Anda juga tetap harus menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus Corona, yaitu:

- Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

- Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan atau mengikuti ibadah di hari raya.

- Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

- Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

- Tingkatkan daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.

- Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

- Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.

- Jaga kebersihan lingkungan dan kebersihan rumah, termasuk benda-benda yang sering disentuh.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:

- Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.

- Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

- Hubungi pihak rumah sakit untuk menjemput bila gejala yang Anda alami bertambah berat.

- Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.

- Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.

- Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.

- Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.

- Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

Perlu diketahui, kondisi-kondisi yang perlu ditangani langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, akan dilakukan dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah agar Anda tidak tertular virus Corona selama di rumah sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar